Tour de TK
Saya berkesempatan mengunjungi beberapa TK di
Jember. Ini merupakan rangkaian kegiatan workshop untuk guru-guru TK yang diselenggarakan oleh
komunitas BERBAGIHappy. Tujuan workshop sendiri adalah untuk memberi wawasan
kepada guru-guru TK tentang apa saja yang bisa dijadikan alat peraga untuk
bercerita. Karena waktu dan jarak TK
satu sama lainnya berjauhan, tidak semua TK bisa dikunjungi tapi cukup memberi
gambaran TK sekarang.
Saya pikir hanya SD saja yang dihampiri oleh
pedagang makanan keliling, ternyata TK-pun tidak luput dihampiri. Tapi bukannya
anak-anak TK membawa bekal ke sekolah? Apakah orangtua terlalu sibuk untuk
menyiapkan sejumput nasi dengan telur ceplok serta
sekotak susu ataupun sebotol air putih? Apakah orangtua tidak menyadari betapa
tidak sehatnya makanan hasil olahan pedagang keliling.
Tidak semua TK memiliki halaman yang luas
untuk bermain. Sayang sekali kebanyakan halaman TK ditutup dengan paving block.
Bisa dibayangkan ketika anak-anak sedang asyik bermain dan terjatuh...ouch!
Sebuah TK ditanami berbagai macam tanaman
bunga dan beberapa pohon. Laboratorium hidup bagi anak-anak TK yang punya
keingintahuan yang tinggi. Sudahkah guru2 memanfaatkannya atau hanya sekedar
dekorasi. Disebelahnya terdapat plot yang cukup luas. Sepertinya ditanami
terong atau apalah dan dibiarkan hingga semak2nya lebih survive dibanding
tanaman sayuran yang tentunya lebih bermanfaat apabila dipelihara. Saya
bertanya kepada Mas Riyadi kenapa plot itu tidak dimanfaatkan saja khan tidak
mahal hanya sekedar menanam cabe dan tomat dan anak-anak punya tempat belajar
luar biasa. Sayang ego dan kepentingan orang dewasa mengalahkan kepentingan
generasi yang akan datang. Terlalu banyak konflik kepentingan, katanya L
Yang membuat saya terpukau adalah jadwal les
yang ditempel dikaca jendela sekolah. Iya, les membaca untuk TK B. Karena
ketika si anak masuk sekolah dasar melalui tes yang mengharuskan si anak sudah
bisa membaca. Saya ingat Miska yang sama sekali tidak bisa membaca ketika masuk
SD. Tapi dalam 6 bulan, dia sudah pandai membaca dan perbendaharaan katanya
luar biasa...hmm, apa karena metode yang dipakai disekolah2 dasar di Selandia
Baru?
Ini adalah contoh kasus
dan masih banyak TK yang situasinya lebih baik. Tidak ada maksud untuk menjelekkan
karena ini adalah penilaian pribadi dengan maksud
memberi sentilan kepada semua seharusnya kita peduli dengan pendidikan usia
dini.
Comments