I envy you

Sering kita berkelakar ketika melihat teman melakukan atau mendapatkan suatu yang ingin juga kita lakukan atau dapatkan tapi tidak bisa. Kemudian komentar kita..."I envy you"

Saya sempat bercerita kepada seorang teman tentang seorang teman. Dia berubah, kata saya. Kemudian teman saya mencoba berasumsi kenapa dia berubah. Katanya, sepertinya ada sebuah keinginan yang belum atau tidak tercapai yang akhirnya mempengaruhi kehidupannya dan membuatnya berubah.

Hei...kita tentu pernah mengalami seperti yang dialami teman saya. Memiliki suatu keinginan tapi malah kesempatan itu menjadi milik orang. Tidak perlu pengakuan, semua pasti pernah punya pengalaman yang sama. Wajar kok. Ada tetapinya...sejauh mana anda memaknai "I envy you". Ketika saya punya kesempatan travelling ke Hawaii, seorang teman yang belum pernah travelling, jangankan ke Hawaii, ke propinsi tetangga saja belum, tentu akan bilang..."I envy you". Ketika saya bercerita sedang makan singkong rebus dengan sambal colek, seorang teman yang tinggal disebuah kota kecil di Swedia dan jelas singkong merupakan barang langka akan berkomentar..."I envy you"

Saya lebih memaknai "I envy you" dari dua sisi. Disatu sisi, saya senang teman saya mendapatkan kesempatan untuk mendapatkannya dan disisi lain kalau itu baik juga untuk saya, semoga Allah memudahkannya. Berarti kalau itu tidak baik untuk saya, Allah tentu akan menjauhkannya. Gampang khan. Ah, tidak segampang yang saya bilang tentunya. Ada proses pergulatan hati, tentunya.

Jadi, tumbuhlah selalu dengan kekuatan yang positif...apapun itu.

Comments

Popular posts from this blog

Tukang pijat

Gado-gado

Kebiasaan baru