Finding Hani

Jadwal kelas saya di Language Institute adalah dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore dengan 2 kali break selama 10 menit diantara jam kelas dan 1 jam untuk lunch time . Waktu lunch time adalah waktu yang paling menyenangkan buat saya karena bisa kumpul dengan international students lainnya untuk sekedar ketawa-ketiwi melepas penat yang kadang2 timbul selama kelas, maklumlah saya masuk di level kelas untuk persiapan studi diuniversitas...jadi bisa dibayangkan khan betapa seriusnya...hehehe. Rata2 international students yang belajar di Language Institute tinggal bersama homestay family . Sebenarnya rencana awal saya juga seperti itu, tapi kok ya waktu itu susah sekali mencari homestay dan akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di flat saja. Tinggal bersama homestay family istilahnya bisa untung juga bisa buntung. Keuntungan paling besar kita bisa memperlancar kemampuan bahasa inggris kita, tapi itu tidak bisa jadi jaminan juga. Disisi lain, budaya yang berbeda kadang2 bisa jadi masala

Raglan adalah salah satu surga bagi para surfer. Letaknya di pesisir barat Pulau Utara Selandia Baru. Tidak terlalu jauh dari Hamilton karena Raglan bisa ditempuh dalam waktu 45 menit. Sebenarnya sudah lama saya dapat tawaran untuk pergi ke Raglan karena teman baik saya, Kerry dan Moira tinggal disana. Mungkin karena jaraknya terbilang dekat, makanya saya pikir nanti2 aja deh. Kebetulan ada beberapa teman yang ingin pergi ke Raglan. Ah saya pikir sekalian deh mumpung ramai2. Raglan termasuk kota kecil. Tapi walaupun kecil, informasi tentang Raglan tersedia lengkap di pusat informasinya. Tidak hanya informasi, souvenir khas Raglan juga bisa ditemukan disini. Karena kecil, jadi Moira mengajak saya keliling Raglan dengan jalan kaki. Kebetulan ketika lagi jalan2, kita ketemu sebuah rumah yang menyediakan kerajinan tangan. Akhirnya kita memutuskan untuk lihat2, siapa tahu ketemu sesuatu yang unik. Ternyata benar...ada yang lain, sang pemilik rumah adalah penulis buku anak2. Wah jarang2 n