Dokter kandungan atau bidan?
Sejak hamil anak pertama, saya menjatuhkan pilihan ke dokter kandungan untuk urusan kehamilan dan melahirkan. Sempat ditangani beberapa bulan oleh dokter kandungan di Ambon yang larisnya luar biasa. Bayangin aja...ruang prakteknya yang mini yang hanya ideal untuk 3 orang, bisa dipadati hampir 6 orang yang terdiri dari sang dokter kandungan, seorang suster dan 4 ibu2 hamil. Belum lagi waktu menunggu yang kadang2 sampai rumah sudah ganti hari.
Setelah pindah ke Lombok, saya tetap memilih dokter kandungan untuk urusan yang satu ini. Sang dokter ini merupakan salah seorang dokter kandungan senior di Lombok. Bukan karena nama bekennya sehingga saya memilih beliau. Tapi beliau adalah salah satu teman diklub menyelam dengan Abi dan sudah akrab sejak lama. Banyak keuntungan yang saya dapat, selain tidak perlu nunggu hingga ngantuk, kadang saya tidak perlu mengeluarkan uang ketika periksa...hehehe.
Ketika melahirkan Khansa, rupanya perkiraan waktu sang dokter meleset. Akhirnya para bidan yang menangani saya dan sang dokter hanya mengurus finishingnya saja...hehehe. Disurat keterangan melahirkanpun, yang tanda tangan adalah kepala bidan yang menangani saya melahirkan.
Waktu saya melahirkan Tsaqif, kali ini sang dokter tidak meleset sehingga saya betul2 ditangani beliau.
Nah, ketika hamil Azka...entah si Abi dapat ide darimana karena tiba2 dia menyarankan saya untuk kebidan saja. Toh kedua kehamilan saya normal2 saja. Pada awalnya saya menolak karena saya terus terang tidak percaya diri ke bidan. Setelah dirayu2, akhirnya saya mau juga tapi dengan banyak syarat. Si bidan harus yang senior dan sesuai dengan selera saya. Gini deh bawaannya ibu2 hamil...banyak maunya...hahaha.
Walaupun sukses ditangani bidan ketika melahirkan Azka, saya ingin balik lagi ke dokter kandungan ketika hamil Miska. Rayuan si Abi tidak mempan, dan saya benar2 kembali ditangani si dokter kandungan. Tapi saat2 melahirkan, si dokter belon datang, sang bayi sudah keburu lahir...lagi2 pada akhirnya proses melahirkan ditangani para bidan. Jadi dihitung2, 4 anak saya, cuma satu yang betul2 ditangani oleh dokter kandungan saat kehamilan dan melahirkan.
Untuk kehamilan kali ini, teman2 sudah merekomendasikan seorang bidan untuk saya. Ternyata dokter kandungan tidak terlalu populer disini dan lagian katanya cuma ada satu lho dokter kandungan dikota ini. Sang dokter hanya menangani proses kelahiran secara caesar atau kehamilan bermasalah. Kadang menurut teman saya, walaupun ditangani dokter, ketika melahirkan para bidan yang paling sibuk dibanding sidokter.
Saya memilih bidan yang telah direkomendasikan teman2. Beliau berasal dari Belanda tapi sepertinya sudah memiliki permanent resident New Zealand. Orangnya baik dan pernah tinggal di Bandung beberapa tahun yang lalu.
Seorang teman Indonesia pernah bercerita pengalamannya ketika ditangani si bidan saat melahirkan. Sehabis melahirkan, dengan tenangnya sibidan berkata:
"Where is your sarong?"
Yah...maklumlah sibidan sudah paham dengan kebiasaan ibu2 di Indonesia yang biasanya memakai sarung sehabis melahirkan, termasuk saya :)
Setelah pindah ke Lombok, saya tetap memilih dokter kandungan untuk urusan yang satu ini. Sang dokter ini merupakan salah seorang dokter kandungan senior di Lombok. Bukan karena nama bekennya sehingga saya memilih beliau. Tapi beliau adalah salah satu teman diklub menyelam dengan Abi dan sudah akrab sejak lama. Banyak keuntungan yang saya dapat, selain tidak perlu nunggu hingga ngantuk, kadang saya tidak perlu mengeluarkan uang ketika periksa...hehehe.
Ketika melahirkan Khansa, rupanya perkiraan waktu sang dokter meleset. Akhirnya para bidan yang menangani saya dan sang dokter hanya mengurus finishingnya saja...hehehe. Disurat keterangan melahirkanpun, yang tanda tangan adalah kepala bidan yang menangani saya melahirkan.
Waktu saya melahirkan Tsaqif, kali ini sang dokter tidak meleset sehingga saya betul2 ditangani beliau.
Nah, ketika hamil Azka...entah si Abi dapat ide darimana karena tiba2 dia menyarankan saya untuk kebidan saja. Toh kedua kehamilan saya normal2 saja. Pada awalnya saya menolak karena saya terus terang tidak percaya diri ke bidan. Setelah dirayu2, akhirnya saya mau juga tapi dengan banyak syarat. Si bidan harus yang senior dan sesuai dengan selera saya. Gini deh bawaannya ibu2 hamil...banyak maunya...hahaha.
Walaupun sukses ditangani bidan ketika melahirkan Azka, saya ingin balik lagi ke dokter kandungan ketika hamil Miska. Rayuan si Abi tidak mempan, dan saya benar2 kembali ditangani si dokter kandungan. Tapi saat2 melahirkan, si dokter belon datang, sang bayi sudah keburu lahir...lagi2 pada akhirnya proses melahirkan ditangani para bidan. Jadi dihitung2, 4 anak saya, cuma satu yang betul2 ditangani oleh dokter kandungan saat kehamilan dan melahirkan.
Untuk kehamilan kali ini, teman2 sudah merekomendasikan seorang bidan untuk saya. Ternyata dokter kandungan tidak terlalu populer disini dan lagian katanya cuma ada satu lho dokter kandungan dikota ini. Sang dokter hanya menangani proses kelahiran secara caesar atau kehamilan bermasalah. Kadang menurut teman saya, walaupun ditangani dokter, ketika melahirkan para bidan yang paling sibuk dibanding sidokter.
Saya memilih bidan yang telah direkomendasikan teman2. Beliau berasal dari Belanda tapi sepertinya sudah memiliki permanent resident New Zealand. Orangnya baik dan pernah tinggal di Bandung beberapa tahun yang lalu.
Seorang teman Indonesia pernah bercerita pengalamannya ketika ditangani si bidan saat melahirkan. Sehabis melahirkan, dengan tenangnya sibidan berkata:
"Where is your sarong?"
Yah...maklumlah sibidan sudah paham dengan kebiasaan ibu2 di Indonesia yang biasanya memakai sarung sehabis melahirkan, termasuk saya :)
Comments
doel
Saya sih (baru) 1 kali...jadi gak punya pengalaman buat di-sharing...hehehe...
Penginnya anak laki atau perempuan? hihi...kali ada cita-cita nambah yang mana gitu?
*)Iin
waktu lahiran sandra dulu juga sama bidan.. dokternya mah jaitin aja :P
intan
hidup sarung!!!
pa kabar bu Han, lama banged aku ga mampir sini, tahu-tahu sudah mau dapat satu lagi. seneng banged dengernya. aku kapan ya.....?
--durin--
btw, aku -- insya allah -- mau nyusul hani, nih... ;)
btw blm sampai ya postcardnya ? daku cuma pakai alamat yg ada di postcard darimu itu lho han, yg tanpa postcode ..
Semoga lancar sampe lahiran yah mbak :)
siapapun lah mbak..mo dokter atau bidan, semoga bisa membantu proses melahirkan dengan lancar. amin
Yanti NL
due date-nya kapan ?