Geografi
Saya selalu menyenangi hal-hal yang berbau geografi. Kata ibu saya ketularan bapak. Pengetahuannya tentang bumi ataupun interaksi antara manusia dan alam telah membuat saya selalu berdecak kagum. Untuk memenuhi keingintahuan gadis kecilnya, Bapak memenuhi rak buku saya dengan peta dan buku2 tentang geografi. Saya hafal betul 27 propinsi, berikut ibukota, gunung, danau ataupun sungai yang berada disetiap propinsi. Setiap liburan sekolah adalah waktu yang menyenangkan untuk mengasah pengetahuan geografi saya. Adalah sebuah kebanggaan ketika menjelajahi propinsi baru, mengenal karakter alamnya dan belajar budaya masyarakat setempat.
Saya masih menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan geografi ketika beranjak dewasa. Bahkan seorang teman baik menghadiahi saya untuk berlangganan Majalah National Geographic setiap tahun. Dan ketika melanjutkan studi dibidang pendidikan sekalipun, saya lebih banyak memiliki teman dari departemen geografi.
Tapi...ketika fenomena pemekaran daerah melanda Indonesia, saya mulai kehilangan keinginan untuk mengikuti perkembangan propinsi ataupun kabupaten baru. Kadang suka terkaget2 dengan nama propinsi ataupun kabupaten baru. Seperti pengalaman saya ketika mengikuti workshop baru2 ini. Ketika berkenalan dengan seseorang, saya menanyakan darimana asalnya. Dia bilang dari Sulawesi Barat. Ha?! Sulawesi Barat. Ibukotanya apa ya, tanya saya penasaran. Mamuju, katanya. Pertanyaan penasaranpun mengalir. Kapan yah Sulawesi Barat terbentuk? Tahun 2004. Wilayahnya meliputi apa saja? Polewali Mandar, Mamasa, Majene, Mamuju, dan Mamuju Utara.
Wadoh...kalau pengetahuan geografi saya diibaratkan dengan karma-nya Plurk, wah bisa drop deh...hehehe
Saya masih menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan geografi ketika beranjak dewasa. Bahkan seorang teman baik menghadiahi saya untuk berlangganan Majalah National Geographic setiap tahun. Dan ketika melanjutkan studi dibidang pendidikan sekalipun, saya lebih banyak memiliki teman dari departemen geografi.
Tapi...ketika fenomena pemekaran daerah melanda Indonesia, saya mulai kehilangan keinginan untuk mengikuti perkembangan propinsi ataupun kabupaten baru. Kadang suka terkaget2 dengan nama propinsi ataupun kabupaten baru. Seperti pengalaman saya ketika mengikuti workshop baru2 ini. Ketika berkenalan dengan seseorang, saya menanyakan darimana asalnya. Dia bilang dari Sulawesi Barat. Ha?! Sulawesi Barat. Ibukotanya apa ya, tanya saya penasaran. Mamuju, katanya. Pertanyaan penasaranpun mengalir. Kapan yah Sulawesi Barat terbentuk? Tahun 2004. Wilayahnya meliputi apa saja? Polewali Mandar, Mamasa, Majene, Mamuju, dan Mamuju Utara.
Wadoh...kalau pengetahuan geografi saya diibaratkan dengan karma-nya Plurk, wah bisa drop deh...hehehe
Comments
Idem lah, sejak propinsi di Indonesia melewati angka lebih dari 30, ya... tidak diikutin lagi :P
waktu kecil dinding kamar sy penuh sama peta dunia. dan berjanji someday keliling ke tiap negara hehe..
makanya suka heran msa temen2x luar, ada yg nanya: Indonesia itu dekat spanyol ya? Indonesia tetangganya jepang kan?
Sy ngetes murid2 sy di sekolah Indonesia ttg 33 provinsi ini plus nyari ibu kotanya.
Pemekaran wilayah itu justru menarik bagi sy dan seorang prof antropologi di Jepang. Kami melihat adanya upaya mempertahankan dan memelihara identitas suku atau agama dlm kebijakan tsb. Jadi tdk sekedar krn alasan ekonomi dan kemudahan dlm penanganan wilayah. Mis, Maluku dan Maluku Utara (Maluku Barat kayaknya ngga ada), keduanya memisahkan antara pemeluk agama Islam mayoritas dan Kristen mayoritas.Lalu Gorontalo berpisah dg Sulut, krn alasan suku Gorontalo dominan Islam, dan sebagian Sulut adalah suku Minahasa yg mayoritas Islam.
Sama dg Mba Hani sy gemar geografi dan suka dg nama-nama kota plus asal usulnya hehehe...
Indonesia memang unik dan sy baru sadar keunikannya stlh melihatnya dr kacamata Jepang :D