Caleg
Banyak caleg habis2an untuk membiayai kampanyenya. Caleg A menjual tanah warisannya, caleg B harus merelakan mobilnya ditarik dealer karena tidak sanggup membiayai cicilan, caleg C menggadaikan perhiasaanya, caleg D menjual rumahnya jauh dibawah harga pasar dan seterusnya...begitulah artikel yang berjudul Ongkosi Kampanye, Caleg Gadaikan Hartanya dihalaman depan Media Indonesia hari Minggu kemarin.
Saya jadi teringat kepada seorang teman yang juga jadi caleg. Sudah lama kami tidak bertemu. Ketika bertemu dengan teman lain yang dekat dengan teman saya yang caleg ini, saya tanyakan kabarnya. Dia nyesel, katanya. Ketika 25 juta melayang untuk membiayai kampanyenya, dia belum begitu menyesal. Tapi ketika angka itu merangkak naik hingga angka 50 juta, yang ada kata2 penyesalan yang keluar dari mulutnya. Ingin mundur katanya lebih jauh. Dan teman sayapun berseloroh, yaaah...nanggung amat...hahaha.
Yang jelas, saya sempat dibuat kesal oleh para caleg. Ketika dalam perjalanan menuju Ngawi beberapa waktu yang lalu, pak supir memutuskan untuk lewat jalan alternatif. Ketika sampai disebuah pertigaan, pak supir bingung antara belok kiri atau kanan karena arah penunjuk jalan tertutup oleh wajah2 caleg yang tersenyum manis. Hasilnya...kami nyasar. Dan kamipun tertawa terbahak2...waaah baru jadi calon aja, ulahnya sudah bikin sesat kami, gimana kalau sudah jadi anggota legislative beneran...hahaha
Saya jadi teringat kepada seorang teman yang juga jadi caleg. Sudah lama kami tidak bertemu. Ketika bertemu dengan teman lain yang dekat dengan teman saya yang caleg ini, saya tanyakan kabarnya. Dia nyesel, katanya. Ketika 25 juta melayang untuk membiayai kampanyenya, dia belum begitu menyesal. Tapi ketika angka itu merangkak naik hingga angka 50 juta, yang ada kata2 penyesalan yang keluar dari mulutnya. Ingin mundur katanya lebih jauh. Dan teman sayapun berseloroh, yaaah...nanggung amat...hahaha.
Yang jelas, saya sempat dibuat kesal oleh para caleg. Ketika dalam perjalanan menuju Ngawi beberapa waktu yang lalu, pak supir memutuskan untuk lewat jalan alternatif. Ketika sampai disebuah pertigaan, pak supir bingung antara belok kiri atau kanan karena arah penunjuk jalan tertutup oleh wajah2 caleg yang tersenyum manis. Hasilnya...kami nyasar. Dan kamipun tertawa terbahak2...waaah baru jadi calon aja, ulahnya sudah bikin sesat kami, gimana kalau sudah jadi anggota legislative beneran...hahaha
Comments
sayang sy melihat para caleg masih belum memiliki pola pikir seorang legislator, yang mampu memberikan solusi untuk sebuah permasalahan hingga pemecahannya jelas.
wassalam
1. kalau di negara maju, orang berusaha kaya dulu br jadi caleg. jd no prob dg biaya kampanye dll
2. kalau di negara berkembang, jadi caleg unt kemudian kaya.
caleg no 2 dan jg yg Hani sebut, perlu diwaspadai ketika kemudian ketika sudah menjadi caleg maka tujuannya adalah: mencari uang pengganti dr yg ia keluarkan unt kampanye + pengen kaya.
tp semoga, caleg 2009 nanti adalah orang2 yg amanah, yg menjadi caleg bukan krn uang atau kedudukan.
wallahuallam,
* Yg tetap semangat untuk nyontreng ( caleg amanah!)pada tgl 9
Arahnya?
kasian ya para caleg yg dah habis2an hartanya
ada 2 temen linda yg jadi caleg mbk, yg satu temen SD - SMP dia nyaleg utk jaksel. yg satu lagi temen kuliah yg nyaleg utk daerah pandeglang. tapi dua2nya blm cerita dah abis dana berapa :)
lagi ada di belahan bumi bagian mana nih bu? mudah-2an setelah pemilu selesai bu han ga tersesat lagi.... :-)