Ketika hari kedua puasa, pas sahur Khansa bangun sendiri. Surprised nih, pikir saya. Dengan muka masih mengantuk, Khansa bilang kalo dia merasa pusing. Setelah saya raba dahinya...lho kok hangat. Yaa sudah deh, Khansa hari ini nggak usah puasa dulu. Kemudian setelah minum susu hangat, dia tidur lagi.
Besok paginya, dia muntah, diare dan suhu badannya tinggi. Wah, si Khansa kenapa nih?
Malamnya pergi ke dokter praktek langganan, tapi kebetulan si dokternya lagi ke Timor Leste, jadi yang ada dokter pengganti. Ya sudahlah, lagian susah cari dokter yang praktek malam minggu. Setelah diperiksa, si dokter bilang dia kena radang tenggorakan dan kena gejala tifus. Haaa?! Tifus?! Setelah dibuati resep obat saya tanya obat apa saja itu, si dokter bilang untuk pencernaan, penurun panas sama antibiotik. Setelah minum obat itu, Khansa tetap diare sampai paginya. Lha, yang mana nih untuk diarenya.
Karena penasaran, si Abi tanya keponakannya yang dokter. Sayapun nggak kalah nanya ke Google ....