Posts

Showing posts from 2015

Pesan Cinta Bulan Budaya

Image
Seorang polisi wanita muda berdiri disamping mobil patroli yang diparkir ditengah jalan dan mencoba menghadang kendaraan yang ingin melalui jalan utama. Sepertinya usahanya sia-sia, entah karena dia terlalu muda untuk ditakuti atau memang orang-orang yang punya budaya cuek untuk tidak mengindahkan perintah termasuk saya...hahaha.  Dan saya terima akibatnya. Macet! Ada apalagi ya, pikir saya. Tampak umbul-umbul Bulan Budaya Lombok Sumbawa 2015 menghiasi sepanjang jalan utama. Memang propinsi ini sedang merayakan yang dinamakan Bulan Budaya, dimana kegiatan-kegiatan yang bersifat budaya digelar diberbagai tempat. Hari ini ada kegiatan lomba menggambar dan mewarnai untuk anak TK disepanjang jalan utama. Lomba ini jadi topik pembicaraan di PAUD tempat saya mengajar origami. Tidak ada anak yang ikut karena tidak mendapat pemberitahuan. Hmm....padahal PAUD ini dibawah pembinaan PAUD kota dan terdaftar, kenapa informasinya tidak sampai ya? Siangnya setelah menjemput anak-anak, saya kemb

Thanks Google :-)

Image

Windows 10

Image
Ketika saya menyalakan laptop, ada notifikasi untuk meng- upgrade Windows. Ya! Windows 10. Tanpa pikir panjang, saya menyetujuinya dan prosespun dimulai. "Your PC will restart several times. Sit back and relax". Duduk manis? Oh, tidak. Saya mending pamer ke abi yang belum mendapatkan tawaran. Apalagi teman-teman yang menggunakan Windows bajakan...jangan harap deh dapat tawaran ini...hehehe. Proses selesai tapi saya tidak bisa tersenyum bahagia. Penampilan Windows 10 di laptop saya jadi kacau. Mencong sana-sini tidak karuan. Ukuran fontpun tidak bisa diatur. Dan teman-temanpun gantian tidak bisa duduk manis dan menertawakan saya. Berhubung semua tidak mengerti IT, jadi sepanjang hari itu saya bekerja dengan tampilan Windows 10 terbaru yang masih tidak karuan itu. Kalau tahu bakal begini, bakal saya tolak deh tawaran upgrade itu.  Untung sore hari, seorang teman yang jago IT datang. Kali ini saya memang harus duduk manis dan menunggu dia bekerja. Setelah si teman ce

Ayo Mewarnai!

Image
Saya terkesima ketika Bored Panda menampilkan Johanna Basford , seorang ilustrator berbakat dari Inggris yang berhasil menjual jutaan eksemplar buku mewarnai untuk orang dewasa. Ya, buku mewarnai untuk orang-orang seumuran saya. Dan setelah berselancar sana-sini, saya baru tahu kalau ternyata banyak buku-buku mewarnai serupa yang digambar oleh para ilustrator dengan gaya mereka masing-masing dan itu untuk orang dewasa, bahkan ada yang memang betul-betul untuk konsumsi orang "dewasa" :-) Saya coba lihat buku-buku mewarnai itu dibeberapa situs online dan hmm...ternyata tidak terlalu mahal. Tapi semenjak saya tidak punya kartu kredit, saya tidak bisa memesan buku-buku itu secara online. Jadi menunggu saja sampai ada keajaiban...yaitu ada orang yang berbaik hati membelikannya atau menunggu kalau saya berkunjung ke toko buku besar yang tidak berada di kota saya. Bicara soal keajaiban, saya pernah iseng posting masker snorkeling terbaru di Facebook dan tidak beberapa lama, te

Daluman

Image
Sebenarnya hanya karena melihat pergola yang ditutupi tanaman daluman mulai tidak tampak cantik karena penuh dengan daun daluman kering yang menumpuk pada bagian atas pergola dan kebetulan Tsaqif dan Idris belum sibuk dengan urusan sekolah, maka urusan daluman tidak hanya urusan bersih-bersih. Tsaqif tidak hanya membantu membersihkan daun-daun daluman kering yang ada di pergola tapi juga membersihkan daun-daun daluman yang merambat hingga kabel telpon dekat pergola. Karena rambatan daluman ingin diperbaiki, maka banyak daun daluman yang terbuang. Ah dibuang sayang khan. Jadi kebetulan...sudah lama saya tidak minum cincau daluman. Tugas Idris untuk memetik daun daluman. Lumayan, dapat satu toples plastik penuh untuk stok. Dan daripada membuang percuma batang-batang daluman yang masih hijau segar itu, saya jadikan saja bibit baru. Dan daun-daun kering serta batang-batang yang sudah tua siap dijadikan kompos. Urusan bersih-bersih selesai, dan kini urusan si bibik untuk memb

Menulis buku

Image
Beberapa hari lalu saya menerima kiriman buku dari seorang teman. Sebuah karya hasil penelitiannya di Taman Nasional Baluran. Kalau tidak salah, ini bukunya yang kedua yang telah diterbitkan. Seorang peneliti yang tidak hanya rajin menulis untuk jurnal ilmiah tetapi juga untuk dipublikasikan secara umum.  Ketika saya banyak melakukan kegiatan penelitian terumbu karang, jangankan mempublikasikannya dalam bentuk buku untuk umum, untuk kepentingan jurnalpun tidak saya lakukan. Hasil kegiatan hanya sebatas untuk laporan internal. Walaupun terbersit sih untuk berbagi pengalaman, menulis buku masih dalam sebatas keinginan. Dan semakin banyak koleksi buku yang saya punya, semakin banyak pula keinginan saya untuk menulis. Keinginan untuk menulis buku berangkat dari alasan yang beragam. Mulai dari rasa cemburu karena buku-buku panduan identifikasi ikan ditulis orang asing dan diterbitkan oleh penerbit asing atau karena ingin menulis buku anak-anak yang menarik dan menyenangkan sebaga

Ayo lari

Image
Acara lari yang termasuk dalam Tambora Challange untuk memperingati 2 abad meletusnya Gunung Tambora sudah membuat semua orang sibuk termasuk saya. Oh bukan, saya bukan panitia atau apapun namanya yang mengurus tetek bengek lari Trans Sumbawa dengan jarak ratusan kilometer dan berdurasi 3 hari atau Tambora Trail Race yaitu lari yang menuju puncak Tambora. Tapi semenjak si abi mengurusi ini itu yang berkaitan dengan lari2 itu, urusan pekerjaan saya jadi bertambah. Dan itu pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan urusan lari. Karena saya terus terang tidak minat dengan urusan lari, apapun itu. Karena memang lari bukanlah pilihan olahraga saya dari dulu. Walaupun saya dulu main basket dan softball yang harus lari-lari tapi khan beda ya...hahaha.  Jadi... Ketika abi lari pagi, saya lebih senang menemaninya dengan bersepeda.  Ketika abi jogging di-track, saya memilih untuk power walk.  Ketika abi menikmati run-swim-run, saya milih berenangnya saja.  ...memang saya nggak

One fine morning

Image
Saya sedang menikmati perjalanan sepanjang semenanjung Sekotong...ferry penyeberangan berjajar menunggu giliran berangkat, kapal pesiar yang sedang singgah dan menunggu penumpang menjelajahi pulau Lombok, jalan mulus hasil pembangunan, laut yang tenang dan matahari yang bersinar hangat. Tiba-tiba mobil bergoyang. Eh, kenapa ini. Saya minta tolong Zohri, yang menyupir, untuk cek ban mobil, kali-kali bocor. Tapi ternyata tidak ada ban yang kempes. Perjalananpun dilanjutkan. Eh, kok goyangannya semakin kuat. Lagi-lagi Zohri turun untuk mengecek ban. Tidak kempes tapi kok goyang ya. Kami lanjutkan perjalanan dan tiba2 ada suara seperti letusan...Argh! Mobil yang saya sewa dengan harga lumayan ini ternyata tidak dirawat dengan baik. Ban belakang ternyata ban gundul yang ditambal alias vulkanisir :-( Dalam kondisi ban robek, Zohri berusaha membawa mobil ke pelabuhan penyeberangan terdekat untuk minta bantuan. Sampai di pelabuhan, ternyata banyak orang yang mau membantu dan rasanya

Jadi program berikutnya...

Di sebuah SD di pelosok barat daya pulau Lombok... Saya: "Jadi maksud kedatangan saya untuk silaturahim dan memberikan hasil evaluasi pihak Jepang" Kepsek: "Iya bu, jadi bagaimana hasil evaluasinya?" Saya: "Sekolah ini nilainya bagus dan pihak Jepang ingin sekali melanjutkan program yang ada" Kepsek: "Iya bu, saya senang karena memang kami berusaha menjaga fasilitas yang diberikan" Saya: "Saya bisa melihat dan anak-anak tetap semangat bercerita setiap kali saya berkunjung kesini" Kepsek: "Bagaimana rencananya bu?" Saya: "Jadi pak, program berikutnya adalah bla...bla...bla..."  Saya menerangkan dengan antusias karena memang SD ini performanya cukup baik ketika program sebelumnya berlangsung. Kira-kira 20 menit saya memaparkan tentang program berikutnya, dan...si pak Kepsek bertanya... Kepsek: "Jadi untuk workshop guru, bagaimana mengatur waktunya bu? Supaya saya mudah berkoordinasi" Ternyata si

Siklus 5 tahunan

Image
5 tahun lalu saya pernah bercerita tentang pengalaman sehari di Kantor Imigrasi. Terlalu banyak keprihatinan yang diceritakan mulai dari kondisi fisik kantor yang tidak nyaman bagi para pelamar paspor hingga para TKI yang diperlakukan tidak baik oleh para pemberi jasa. Bagaimana kali ini? Kantornya sudah direnovasi, berpendingin udara dan disetting 18 derajat membuat kursi-kursi tunggu berbahan stainless steel itu dingin sekali. Ruangannya penuh dengan para calon TKI...walaupun saya hanya menebak lho...hehehe. Ramai sekali, mirip pasar tradisional. Saya perhatikan ada 2 petugas yang memeriksa berkas. Nomer urut saya 32, si ibu yang sedang diperiksa berkasnya adalah nomer urut 28. Berarti tinggal nunggu 4 orang lagi. Si ibu selesai dan tidak ada panggilan nomer urut 29. Beberapa agen(?) atau calo(?)...entahlah, definisi mana yang cocok untuk menggambarkan orang-orang yang membawa tumpukan berkas imigrasi dan menaruh dengan santai dimeja petugas. Tidak ada protes dari si petug

1 Januari 2015

Image
"Don't wait for a perfect moment, take a moment and make it perfect" Saya tidak sedang dalam euforia tahun baru karena saya tidak merayakannya. Saya sedang mencoba mencari saat dimana saya ingin melepaskan sifat menunda saya yang parah untuk menulis. Banyak hal-hal menarik yang akhirnya cuma saya simpan dalam bentuk draft dan sampai sekarang masih tetap dalam bentuk draft karena momen untuk menulis sudah lewat. Ya, memang menulis butuh momen yang pas. Tapi sudah berapa banyak momen menulis saya lewatkan karena sifat menunda saya. Tahun lalu banyak hal-hal unik yang saya temui ketika bepergian dan saya tulis dalam buku catatan kecil saya. Berlayar dengan kapal di Teluk Saleh ketika matahari sudah terbenam dengan gelombang cukup tinggi dan diiringi lumba-lumba, mencari mesjid Jami Tokyo hanya dengan mengandalkan bertanya kepada orang hingga takjub melihat kapal-kapal penembus es Antartika di Tasmania.  Tapi...sudahlah. Tidak ada yang perlu disesali. Saya ingi