The Book Depository


Buat saya, Mataram, kota tempat saya tinggal, tidak banyak menawarkan toko-toko buku dengan koleksi yang aduhai. Jadi ketika bepergian, agenda ke toko buku adalah cara dimana saya bisa menikmati jejeran buku-buku yang selalu menggoda saya. Tapi, agenda saya bepergian kota-kota yang memiliki toko-toko buku tersebut frekuensinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan agenda saya bepergian ke kota-kota yang minus toko buku.

Seorang volunteer yang bekerja di kantor saya punya pengalaman yang kurang lebih sama dengan saya. Melbourne, kota tempat dia tinggal, rasanya tidak usah ditanya deh tentang toko-toko buku dengan koleksinya yang jauh lebih aduhai. Tinggal disini, bisa dibilang dia mati gaya...hahaha.

Tapi dia termasuk cerdas mencari informasi supaya tidak lama-lama mati gaya. The Book Depository menjawabnya. Pesan online, pilihan pembayaran cukup beragam alias tidak hanya dengan kartu kredit dan...yang membuat saya dan dia takjub adalah ongkos kirimnya yang gratis! Iya, gratis! Mau pesan buku dengan 10 halaman atau 1000 halaman, tetap sama...ongkos kirim gratis. Walaupun harga kadang sedikit lebih tinggi dibandingkan Amazon, tapi kalau dihitung-hitung, tetap jatuhnya lebih murah lho.

Jadi sekarang tinggal di Mataram...nggak masalah. Untuk bisa memiliki buku-buku bagus, tinggal duduk didepan komputer, browsing buku-buku di The Book Depository sambil iseng ngintip orang-orang yang membeli diseluruh dunia, dalam 3 hingga 4 minggu kedepannya, buku-buku itu sudah ditangan saya.

Sssttt...anak-anak saya sempat geleng-geleng kepala lihat wishlist saya. "Banyaaaaaak sekali ibu" komentar mereka. Hmm...artinya saya harus bisa mengatur belanja dan rak buku saya yang mulai sesak dengan buku-buku baru :)

Comments

Anonymous said…
senangnyaaa.. tinggal duduk pilih2 trus nunggu kiriman ya mbak? hehe. btw bayarannya pake apa tuh mbak? poundsterling?

Popular posts from this blog

Tukang pijat

Gado-gado

Kebiasaan baru