Lunchbox

Orang Inggris bilangnya lunch box
Orang Jepang menyebutnya bento
Orang Prancis bilang panier repas
Orang Spanyol menamakannya fiambrera

Apapun namanya, fungsinya sama: bekal yang dibawa untuk makan siang. Biasanya tradisi ini adalah makanan yang dibawa dari rumah. Walaupun pada akhirnya banyak restauran atau kedai makanan yang menyediakan makan siang yang dikemas dalam wadah seperti kotak dan kita tinggal beli.

Ketika tinggal di Indonesia, saya jarang atau mungkin bisa dihitung dengan jari berapa kali saya menyiapkan lunchbox. Anak2 sekolah dari jam 7 hingga jam 12.30, jadi otomatis mereka makan siang dirumah. Kalau saya kerja dilapangan, lebih enak minta tolong penduduk setempat menyiapkan makan siang dengan menu nasi, ikan dan sayur kangkung atau rebusan daun singkong plus sambalnya...hmm, fresh dan tidak perlu menghangatkannya dengan microwave.

Ketika tinggal disini, menyiapkan lunchbox menjadi rutinitas saya sehari-hari, terutama setelah ada anak2. Minggu2 pertama, saya bekali mereka dengan nasi, lauk dan sayur serta buah. Tapi setelah itu mereka menolak membawa nasi dengan alasan tidak suka mendengar ocehan beberapa teman yang menganggap nasi itu "yuck". Berarti pilihannya adalah roti, kentang atau olahannya.

Kadang bekal tidak dihabiskan dan sayapun tidak boleh kehilangan ide. Mengajak mereka terlibat dalam menyiapkan lunchboxnya adalah jalan agar mereka mau menghabiskan bekal makan siangnya. Tidak mudah untuk mengajarkan mereka menyiapkan lunchboxnya sendiri terutama untuk Azka dan Miska. Main game dari ini atau yang itu membuat mereka antusias.

Ternyata urusan menyiapkan lunchbox tidak hanya urusan karbohidrat, protein ataupun vitamin saja. Urusan lunchbox adalah urusan estetika juga. Ketika sedang mencari ide untuk menu lunchbox, saya sampai diblognya Jennifer McCann. Dari blognya, awal petualangan saya dengan lunchbox atau bento atau panier repas atau fiambrera dimulai...

Hingga akhirnya seorang teman baik di Jepang bercerita tentang bento untuk anak2nya. Saya iseng minta kirimin pernak-pernik untuk menyiapkan bento. Tahu sendiri khan orang Jepang selalu kreatif dengan hal2 yang beginian. Dan kiriman itu datang kemarin



Wetty, makasih banget yaaa. Abis ini gue mo hunting ke Daiso neh...hehehe.

Comments

Anonymous said…
lucu2 ya bento itu. bikin lunchbox buat anak2 selain enak di lidah, mesti enak di mata alias menarik utk dimakan ya mbak :))

++retno
riri mahadi said…
gue dan daiso skg juga tidak terpisahkan pokoknya.... hehehhehehehhe...

tiap minggu kudu lapor ... kemaren beli cetakan kue kecil kecil, model loaf ama bulet, yg diameternya 10 senti, lumayan latihan ngehias buttercream .... kalo ancur ga sayang jadinya ....
SinceYen said…
Kalo di Indonesia ya nasi kotak.
Kalo di Ambon, nasi bungkus. Doooh... kangen nasi bungkus oi!! :D
Anonymous said…
emang kenapa kalo nasi itu 'yuck' mbak?
Anonymous said…
tul.. Jepang sangat kreatif2 soal bikin2an apa pun hehehe :) ditunggu posting selanjutnya soal hasil bentonya yak.. :)
Anonymous said…
coba kita deket mbak... aku mo pesen, kateringan gitu... hehehe bangun aja telat boro2 siapin lunchbox, paling kalo aku ada kuliah bela2in bikin indomie goreng buat dibawa. yah kalo aku gak ada kuliah ya pak serkan cukup puas dengan membawa sepotong apel dan moesli bars buat bekal makan siangnya :-p

yuana
Anonymous said…
wah ini info menarik. Aku juga belakangan suka hunting lunch box dan dekor-dekor makan siang. Banyak yg suka ngintip lunch boxku sih, soalnya mereka pikir orang Asia pasti makanannya eksotik...he he he. Thx utk url blog Jennifershmoo-nya!

--durin--

Popular posts from this blog

Tukang pijat

Gado-gado

Kebiasaan baru