Ring around the roses
Ring around the roses
A pocket full of posies,
Ashes, Ashes
All stand still.
The King has sent his daughter,
To fetch a pail of water,
Ashes, Ashes
All fall down.
The bird upon the steeple,
Sits high above the people,
Ashes, Ashes
All kneel down.
The wedding bells are ringing,
The boys and girls are singing,
Ashes, Ashes
All fall down.
Ring around the roses adalah salah satu lagu dari banyak lagu berbahasa Inggris yang saya ajarkan keanak-anak. Maksudnya biar mereka biasa dengan lafal Inggris walaupun pada akhirnya lafal maupun aksen mereka lebih kental daripada saya.
Tapi kali ini ada seseorang yang bukan tergolong anak2 minta saya ajarkan lagu ini dan juga beberapa lagu anak2 berbahasa Inggris. Apa karena supaya lafal Inggrisnya bagus? Oh, tidak juga. Lalu? Karena si Abi, seseorang yang minta saya ajarin lagu2 anak berbahasa Inggris itu, kini jadi guru renang untuk anak2 sekolah dasar. Salah satu metode mengajarnya adalah sambil menyanyi.
Terus terang saya terkagum2 dengan metode pelajaran renang disini. Untuk bisa mengajar berenang, walaupun dia jago berenang, tidak akan diperbolehkan mengajar karena seorang guru renang harus memiliki sertifikat yang merupakan standar nasional. Kecuali kalo mo ngajar berenang untuk kalang sendiri lho, ini beda lagi.
Karena si abi ingin punya pengalaman, maka dia ikut kursus standarisasi. Lumayan khan mungkin pengalaman ini bisa dibawa pulang ke Indonesia. Kursusnya standarisasi tidak lama, hanya sehari. Tapi modul yang diberikan sangat informatif. Setelah mengikuti kursus, si abi diharuskan menjadi asisten instruktur selama 20 jam dan setelah itu dia akan dapat sertifikat dan bisa mengajar sendiri.
Karena ingin lihat suami tercinta magang dibawah bimbingan instruktur, maka suatu hari saya ikut kekolam renang. Kursus berenang disini hanya seminggu dan lamanya hanya 30 menit setiap kali pertemuan. Setelah itu dijamin sudah bisa berenang gaya bebas, gaya yang pertama kali diajarkan dan ini beda dengan di Indonesia yang kebanyakan gaya dada dulu yang diajarkan. Sudah tentu ini didukung dengan metode pengajaran yang bagus.
Saya juga melihat bagaimana anak2 usia satu hingga tiga tahun belajar berenang. Menyenangkan sekali. Walaupun anak2 saya sudah mengenal kolam semenjak usia 6 bulan, tapi berhubung tidak didukung dengan metode yang bagus, yaaa sampai sekarang mereka sekedar bisa saja.
Si abi juga tertarik untuk mengajar anak2 usia dibawah 5 tahun dan untuk bisa mengajar berenang usia balita, si abi harus melewati kursus lagi. Dan sepertinya murid pertamanya bakal si bayi yang masih ada didalam perut nih...hehehe
A pocket full of posies,
Ashes, Ashes
All stand still.
The King has sent his daughter,
To fetch a pail of water,
Ashes, Ashes
All fall down.
The bird upon the steeple,
Sits high above the people,
Ashes, Ashes
All kneel down.
The wedding bells are ringing,
The boys and girls are singing,
Ashes, Ashes
All fall down.
Ring around the roses adalah salah satu lagu dari banyak lagu berbahasa Inggris yang saya ajarkan keanak-anak. Maksudnya biar mereka biasa dengan lafal Inggris walaupun pada akhirnya lafal maupun aksen mereka lebih kental daripada saya.
Tapi kali ini ada seseorang yang bukan tergolong anak2 minta saya ajarkan lagu ini dan juga beberapa lagu anak2 berbahasa Inggris. Apa karena supaya lafal Inggrisnya bagus? Oh, tidak juga. Lalu? Karena si Abi, seseorang yang minta saya ajarin lagu2 anak berbahasa Inggris itu, kini jadi guru renang untuk anak2 sekolah dasar. Salah satu metode mengajarnya adalah sambil menyanyi.
Terus terang saya terkagum2 dengan metode pelajaran renang disini. Untuk bisa mengajar berenang, walaupun dia jago berenang, tidak akan diperbolehkan mengajar karena seorang guru renang harus memiliki sertifikat yang merupakan standar nasional. Kecuali kalo mo ngajar berenang untuk kalang sendiri lho, ini beda lagi.
Karena si abi ingin punya pengalaman, maka dia ikut kursus standarisasi. Lumayan khan mungkin pengalaman ini bisa dibawa pulang ke Indonesia. Kursusnya standarisasi tidak lama, hanya sehari. Tapi modul yang diberikan sangat informatif. Setelah mengikuti kursus, si abi diharuskan menjadi asisten instruktur selama 20 jam dan setelah itu dia akan dapat sertifikat dan bisa mengajar sendiri.
Karena ingin lihat suami tercinta magang dibawah bimbingan instruktur, maka suatu hari saya ikut kekolam renang. Kursus berenang disini hanya seminggu dan lamanya hanya 30 menit setiap kali pertemuan. Setelah itu dijamin sudah bisa berenang gaya bebas, gaya yang pertama kali diajarkan dan ini beda dengan di Indonesia yang kebanyakan gaya dada dulu yang diajarkan. Sudah tentu ini didukung dengan metode pengajaran yang bagus.
Saya juga melihat bagaimana anak2 usia satu hingga tiga tahun belajar berenang. Menyenangkan sekali. Walaupun anak2 saya sudah mengenal kolam semenjak usia 6 bulan, tapi berhubung tidak didukung dengan metode yang bagus, yaaa sampai sekarang mereka sekedar bisa saja.
Si abi juga tertarik untuk mengajar anak2 usia dibawah 5 tahun dan untuk bisa mengajar berenang usia balita, si abi harus melewati kursus lagi. Dan sepertinya murid pertamanya bakal si bayi yang masih ada didalam perut nih...hehehe
Comments
aku liat sepertinya gitu2 aja latihannya gak maju2, tp begitu bisa bener2 deh semua gaya bisa..
dengan cara yg benar pula.
nggak seperti ibu-bpk-nya yg gaya 'kali'
krn dulu belajarnya di sungai hahaha
Enak ya bisa latihan jadi instruktur gitu. Bayarnya berapa mbak kalau ikutan kursus instruktur gitu? Gratis?
luv
*)Iin
Haduh, jadi pengen nyebur. Dah lama bgt nggak nyebur. Salam buat anak2 yah. Sehat aja kan?
salam hangat dari jauhh
maksud hati sih mau merajut pernikahan tp apa daya benang rajutan yg di depan mata hehehehe :D
nah maunya sertifikat parenting kayak gitu tuh han. kusrsus cuman sebentar tapi panduannya yg banyak gituh...
-maknyak-