Kecele
Siapa sih tidak mengenal pepatah jangan pernah menilai buku dari sampulnya. Pasti dijamin kecele...betul nggak? Sudah berapa banyak cerita orang yang kecele karena hanya menilai sesuatu dari kemasannya saja tanpa menilai apa yang ada didalamnya.
Rumah yang saya tempati sekarang termasuk besar dan cukup mahal untuk ukuran mahasiswa penerima beasiswa seperti saya. Bukan mau berniat menyombongkan diri, tapi kebetulan ketika mencari rumah ditengah2 tahun didaerah kampus tidaklah mudah. Syarat lain yang saya cari, rumah harus masuk dalam zonasi sekolah karena kalau tidak begitu, anak2 tidak bisa terdaftar disekolah tersebut. Memang saya mencari sekolah yang dekat kampus juga agar anak2 cukup berjalan kaki saja kesekolahnya. Ternyata yang ada rumah dengan 4 kamar yang saya tempati sekarang.
Senin lalu rumah saya dibobol maling. Sepertinya si maling sudah mengamati rumah saya untuk sekian lama. Karena setiap pagi, saya, abi dan anak2 selalu keluar rumah dalam waktu yang bersamaan. Saya kekampus, abi mengantar Miska ke kindy dan anak2 jalan kaki kesekolahnya. Abi biasanya hanya butuh waktu 20 menit untuk mengantar Miska dan balik lagi kerumah.
Barang yang diambil hanya laptop plus modem dan kabel2nya. Si maling ternyata juga masuk ke kamar tidur saya dan membongkar lemari. Sepertinya sih mencari uang. Tapi saya tidak pernah menyimpan uang tunai dikamar. Lha mahasiswa gini, mana sih punya uang dalam jumlah besar kalo nggak karena menang undian...hehehe.
Akhirnya daripada stress mikirin banyaknya kerjaan plus koleksi foto2 saya yang hilang dengan sukses karena tidak punya backup sama sekali, itu maling jadi olok2annya saya dan teman2. Yang jelas si maling kecele abis deh. Bagaimana tidak. Lha rumah saya aja yang gede, tapi gede bohong istilahnya. Apa coba isi rumah saya? Televisi...hmm jangankan menemukan tivi berlayar datar. Tivi dirumah berukuran 14 inchi yang merupakan titipan teman saya yang orang Thailand dan ketika dia pulang ke Thailand memutuskan untuk tidak meneruskan studinya disini. Radio tape...itu juga dapat dan dalam kondisi rusak. Fancy box dikamar saya...memang cocoknya sih diisi kalung mutiara, tapi saya isi dengan mug bergambar ikan. Kemudian...laptop merah bermerk Prestigio dengan pentium Centrino yang digondol si maling. Jangankan program2 tambahannya, Microsoftnya pun palsu. Itupun saya baru tahu setelah memasang broadband untuk laptop saya. Apalagi? Hmm...mobil van yang setiap pagi mengantar Miska ke kindy? Pasti si maling lihat dong mobil van berwarna hitam yang selalu ada didepan rumah saya. Ealah ling *maling, maksudnya...itu khan mobil yang dipinjamankan seorang sahabat kami yang baik hati.
Rumah yang saya tempati sekarang termasuk besar dan cukup mahal untuk ukuran mahasiswa penerima beasiswa seperti saya. Bukan mau berniat menyombongkan diri, tapi kebetulan ketika mencari rumah ditengah2 tahun didaerah kampus tidaklah mudah. Syarat lain yang saya cari, rumah harus masuk dalam zonasi sekolah karena kalau tidak begitu, anak2 tidak bisa terdaftar disekolah tersebut. Memang saya mencari sekolah yang dekat kampus juga agar anak2 cukup berjalan kaki saja kesekolahnya. Ternyata yang ada rumah dengan 4 kamar yang saya tempati sekarang.
Senin lalu rumah saya dibobol maling. Sepertinya si maling sudah mengamati rumah saya untuk sekian lama. Karena setiap pagi, saya, abi dan anak2 selalu keluar rumah dalam waktu yang bersamaan. Saya kekampus, abi mengantar Miska ke kindy dan anak2 jalan kaki kesekolahnya. Abi biasanya hanya butuh waktu 20 menit untuk mengantar Miska dan balik lagi kerumah.
Barang yang diambil hanya laptop plus modem dan kabel2nya. Si maling ternyata juga masuk ke kamar tidur saya dan membongkar lemari. Sepertinya sih mencari uang. Tapi saya tidak pernah menyimpan uang tunai dikamar. Lha mahasiswa gini, mana sih punya uang dalam jumlah besar kalo nggak karena menang undian...hehehe.
Akhirnya daripada stress mikirin banyaknya kerjaan plus koleksi foto2 saya yang hilang dengan sukses karena tidak punya backup sama sekali, itu maling jadi olok2annya saya dan teman2. Yang jelas si maling kecele abis deh. Bagaimana tidak. Lha rumah saya aja yang gede, tapi gede bohong istilahnya. Apa coba isi rumah saya? Televisi...hmm jangankan menemukan tivi berlayar datar. Tivi dirumah berukuran 14 inchi yang merupakan titipan teman saya yang orang Thailand dan ketika dia pulang ke Thailand memutuskan untuk tidak meneruskan studinya disini. Radio tape...itu juga dapat dan dalam kondisi rusak. Fancy box dikamar saya...memang cocoknya sih diisi kalung mutiara, tapi saya isi dengan mug bergambar ikan. Kemudian...laptop merah bermerk Prestigio dengan pentium Centrino yang digondol si maling. Jangankan program2 tambahannya, Microsoftnya pun palsu. Itupun saya baru tahu setelah memasang broadband untuk laptop saya. Apalagi? Hmm...mobil van yang setiap pagi mengantar Miska ke kindy? Pasti si maling lihat dong mobil van berwarna hitam yang selalu ada didepan rumah saya. Ealah ling *maling, maksudnya...itu khan mobil yang dipinjamankan seorang sahabat kami yang baik hati.
Comments
Insya Allah dapat gantinya yg lebih baik ya... :)
syl ikut perhatin
semoga dapat laptop pengganti secepatnya ya.
Semoga segera dapet ganti barang2 yg hilang itu, dengan yg lebih oke punya ya.
han .. french vanilla mah masih belum seberapa dibanding french kiss .. kekekekke !
*ika*
mbak, kartumu udah nyampe, terima kasih banyak yaaa
++retno
btw, ibu bersarung Batak kan jadi potograper, Bu ;))
--durin--
BTW semoga menjadi lebih ikhlas ya mbak.... Insaya 4JJI akan mendapat ganti yang lebih baik lagi....
turut prihatin atas hilangnya laptop mbak.
semoga mendapat ganti yang berkali lipat. Tapi sayang file dan data di dalam laptopnya yah :(
smoga sang maling mendapat ganjaran yang setimpal
mudah2an dpt laptop yg lebih bagus deh ;)
Btw mbak, minggu lalu emzet sudah mampir di Lombok, selain makanannya yang eunak n beatiful view, dia mengunjungi TK yang miskin bgt, gurunya dibayar 10 ribu per bulan! dan anak2nya berseragam tapi bertelanjang kaki, tanpa meja dan kursi. Padahal itu daerah pengahsil mede, Nama tempatnya aku lupa agak jauh dari kota
*gelenggelengkepala*