Wawancara istimewa

"Mbak, mengurus visa dikonjen amrik sekitar 20 hari lho" itu kata teman saya ketika tahu saya akan mengurus visa ke Konjen Amerika di Auckland. Lama amat pikir saya.Sebenarnya saya cukup percaya diri dengan mengantongi surat dari panitia konferensi...tapi, apapun bisa saja terjadi khan.

Saya tidak tahu cara mengurus visa untuk kenegara lain. Yang jelas prosedur pengurusan visa ke Amerika sudah jauh berbeda ketika saya mengurus visa yang sama 13 tahun yang lalu...hahaha, lama sekali ya. Belum lagi ditambah status negara kita setelah kejadian2 besar di Amerika yang pelakunya dinamakan teroris itu. Kalau sudah berpikir seperti itu, duuuh...mending tempat konferensinya di Samoa aja deh yang notebene tidak perlu pakai visa.

Dimulai dengan mengisi formulir secara online kemudian membubuhkan foto dan tanda tangan diformulir tersebut. Setelah itu membayar biaya permohonan visa sejumlah NZ$170 di kantor pos dan membeli courier bag. Beres semua, dilanjutkan dengan menelpon nomor 0900 yang berbiaya sekitar NZ$2 permenit untuk buat janji wawancara...walah, kenapa tidak pakai line biasa atau sekalian 0800 yang hitungannya gratis sekalian sih.Saya dapat jadwal wawancara jam 10 yang berarti saya harus naik bis dari Hamilton setelah subuh karena kalau naik bis yang jam 7.30 pagi takutnya macet di state highway dan bisa terlambat.

Ketika memasuki Konjen Amerika di lantai 3 Gedung Citigroup dipusat Auckland, saya dan teman saya yang dari Bali dibuat kaget. Ah tidak ada US Army seperti Konjen Amerika di Bali atau mungkin daerah lain di Indonesia. Yang ada seorang bapak tua berseragam keamanan berwarna biru dan sangat ramah. Ah ternyata tidak separah yang saya bayangkan sebelumnya...hehehe.

Setelah barang bawaan diperiksa, saya dipersilahkan masuk untuk pemeriksaan berkas dan wawancara. Seorang Ibu dengan wajah Indianya yang cukup jelas memeriksa kelengkapan berkas saya. Setelah diperiksa, beliau mempersilahkan saya menunggu untuk wawancara dan cap jempol. Saya memperhatikan sekeliling ruangan yang tidak begitu luas. Ada beberapa orang Samoa, New Zealanders dan beberapa orang Filipina. Ternyata wawancara itu ada diloket 1. Wah petugasnya ganteng juga nih...hehehe. Kemudian ada seorang bapak berkepala botak dibelakang loket kaca yang mondar-mandir memperhatikan petugas diloket2 yang ada...duuuh jangan sampai deh yang wawancara dia. Abis tampangnya tegas sekali sih, pikir saya dalam hati.

Ketika nama saya dipanggil, lho kok bukan disuruh ke loket 1 yang ada sipetugas yang ganteng itu, melainkan ke loket 6. Duuuh...siapa lagi yang mau wawancara dengan saya. Ketika saya tiba diloket 6, lengkaplah keterkejutan saya...yang akan mewawancari saya adalah si bapak berkepala botak dengan tampang tegas sekali itu. Beliau sudah siap dengan berkas dan paspor ditangannya dan siap mewawancarai saya.

Si bapak: "Selamat siang Ibu Hani"
Saya: "Selamat siang" *sambil mencoba tersenyum menutupi keheranan karena Bahasa Indonesianya fasih sekali*
Si bapak: "Apa kabar hari ini"
Saya: "Oooh...baik2. How can you speak Bahasa so well" *akhirnya pertanyaan saya yang penasaran keluar juga*
Si bapak: "Hehehe...saya khan pernah tinggal di Surabaya 10 bulan lho"Ketegangan berganti dengan ketawa2 yang rasanya aneh untuk sebuah wawancara. Belum lagi keheranan diantara para penunggu yang sedang duduk dibelakang saya yang jelas cukup heran. Ini wawancara mau ke Amerika kok pakai bahasa yang lain...hehehe

Karena sistem komputer saat itu sedang gangguan, maka visa saya baru akan diapproved besoknya. Kalau tidak, menurut si bapak itu, sebenarnya sudah bisa diapproved malamnya yang berarti kurang dari 12 dari saat saya memasukkan aplikasi permohonan visa.

Setelah selesai wawancara yang menurut saya kebanyakan ngobrolnya dibanding wawancara, si bapak mengucapkan semoga sukses. Terima kasih ya pak! Sayang saya lupa menanyakan namanya...

Comments

Anonymous said…
Duh, paling deg2an emang waktu nunggu visa. Sip bgt Hani! Ktemu sama bapak petugas yg bisa bahasa Indonesia. Semoga urusannya lancar semua, yah.

Ho oh tuh, mirip bgt ya hurufnya :D
ambaradventure said…
enggak lama kok Hani, saya juga hanya sehari interview saja. Lantas dikirim sekitar 4 hari kemudian :)
Anonymous said…
aih... si bapak kena Tebar Pesona mbak Hani ya?

*kabur*

*balik lagi*

semoga lancar semua urusannya ya mbak :)
Anonymous said…
wah
tak segarang tampilannya ya
:)

kalau di sini, redakturku dapet bonus dimarah-marahin plus dibentak-bentak petugas. hiks
Anonymous said…
hihihihi lucu ya wwcr visa utk ke amrik di nz tapi pake bhs indo ... langka tapi nyata tuh Han !! tapi kayanya kalau apply dari luar indo memang lebih gampang dapetnya tuh .. congrats ya .. semoga tripnya lancar deh ..

thanks ya ucapan natalnya .. met tahun baru juga utk Hani dan keluarga, semoga selalu mendapat berkat melimpah dari Tuhan ..
putri said…
Keberuntungan itu ada dimana2 buat yang beruntung :D

Semoga lancar2 ya mbak..
Alex Ramses said…
Hmm,, aneh tapi asik. Wawancara di US embassy, tempatnya pun di auckland, tapi pakai bahasa Indonesia. Selamat,, itu namanya beruntung, wawancara mudah dan menyenangkan, ada pengalaman menarik dan anehnya pula.
SinceYen said…
selamet!!!! juga selamet taon baru buat dikau, mas Boen en anak2 ya :*
Anonymous said…
pengalamanku bukan pewawancara yg berbhs indonesia. Aku dah deg2an wawancara di us embassy, lah pertanyaanya cuma..sudah brapa lama menikah dan anaknya umur berapa. Slese deh..boleh pulang. Huhu..padahal brangkatnya nyubuh,krn perjalanan hampir 3 jam, eh wawancaranya kurang dr semenit :P
Iman Brotoseno said…
ternyata persepsi mengalahkan logika ya...
salam kenal
Anonymous said…
wis kowe mak...ancene kakehan cengengesan, nganti lali takon jenenge sopo?....hihihihi

met taon baru yo mak?! saiki sih neng ndi kuwi hawai? yo nitip oleh2 hulahop yo :D

Popular posts from this blog

Tukang pijat

Gado-gado

Kebiasaan baru