BBM

Suatu pagi yang cerah, setelah mengantar anak2 sekolah saya harus mengisi bensin. Maklumlah motor pinjeman, sadar diri dong untuk mengisi bensin yang memang sudah tinggal segaris. Tumben antrian pagi itu panjang...yah, dinikmati saja sambil bermandi sinar matahari pagi.

Ketika tinggal 2 motor lagi didepan saya, dengan gemulai tangan petugas pom bensin melambai sambil berteriak, maksudnya biar pengendara motor lain yang lagi ngantri jauh kebelakang bisa dengar..."bensiiin habiiis"

Dan sayapun hanya tercengang, karena pengendara lain tidak tercengang melainkan ngedumel.

Aha! Masih ada harapan untuk ke pom bensin lainnya yang jaraknya hanya 1 kilometer. Dengan mulut komat-kamit, maksudnya berdo'a biar aman, saya berharap bisa mengisi penuh bensin disana.

Dari kejauhan, suasana pom bensin tampak sepi. Asyik, pikir saya, berarti khan tidak perlu antri. Tapi semakin dekat, ada sebuah plang menempel pada tiang. Dan semakin dekat lagi mulai tampak jelas huruf-huruf pada plang itu...BENSIN HABIS.

Lagi2 saya hanya tercengang dan bertahan untuk tidak ngedumel.

Rasa tercengang saya ditambah dengan degup jantung seperti kalau orang lagi jatuh cinta ketika bertemu dengan pujaan hatinya. Bagaimana tidak, posisi bensin diindikatornya bukan hanya segaris saja melainkan ditambah kedap-kedip yang berarti bensinnya nyaris habis.

Lagi2 mulut saya komat-kamit berharap bisa ke rumah tanpa mogok.

Dan...Alhamdulillah, saya sampai juga kerumah tanpa harus menggunakan energi alternatif alias...ndorong.

Comments

Popular posts from this blog

Tukang pijat

Gado-gado

Kebiasaan baru