Dokter Gigi

Terus terang saya paling anti pergi ke dokter gigi dari kecil. Mungkin anti karena saya punya pengalaman yang tidak enak dengan dokter gigi. Namanya juga masih anak kecil, kalo nggak sesuai selera langsung jadi bisa jadi anti alias tidak suka alias benci. Begitu juga dengan dokter gigi yang mengurus gigi saya waktu kecil. Dokter perempuan tapi waduuuh...cerewet banget. Semua dikomentarin deh. Untung ketemu si dokter cuma sekali karena orangtua saya keburu pindah tugas ke Kalimantan Timur.

Wah ternyata walaupun sudah pindah jauh2 dari Sumatera Selatan, ketemu dokter gigi yang sama sifatnya...nyebelin nggak! (namanya juga masih anak2...hehehe). Tapi untung, si dokter gigi yang menyebalkan diganti dengan dokter gigi lain. Si dokter gigi cukup baik, ramah terus dia menangani dengan baik tapi si assistantnya yang suka jadi cerewet (mungkin dia ketularan si dokter gigi yang lama kali yaa...hehehe).

Ketika kuliah di Ambon, saya tidak punya masalah dengan dokter gigi. Dokter giginya baik banget. Karena gigi saya termasuk yang sering bermasalah, mau disuruh bolak-balik dokter gigi tiap hari juga nggak ada masalah.

Pas pindah ke Lombok, masalah lagi deh dengan dokter gigi. Tapi bukan dengan dokter giginya, tapi dengan peralatan dokter giginya yang luar biasa kuno. Si dokter gigi ini langganannya si Abi. Wah, saya protes berat sama si Abi, masa' di Mataram nggak ada dokter gigi yang punya peralatan yang up to date gitu, maksudnya yang modernlah sedikit. Akhirnya demi menyenangkan sang istri, si Abi nganterin ke dokter yang paling top di Mataram...hihihi. Ternyata peralatan yang up to date-lah, yang modern-lah tidak menjamin saya jadi senang.

Finally, saya balik lagi ke dokter giginya Abi dan sampai sekarang sayapun masih betah dan sudah terbiasa dengan peralatan kunonya...hehehe

Comments

funeno said…
wah sy pernah nolongin temen2x anak FKG buat nyabutin satu gigi. itu 20 menit gak kecabut-cabut (sy sih menikmatin aja soalnya calon dokternya itu cakep hihih). eh sama si dosennya cuma 2 menit sajah! heuheu..
July 02, 2004 9:56 AM
Post a Comment

Popular posts from this blog

Tukang pijat

Saya bukanlah termasuk orang yang gemar pijat. Tidak seperti ibu mertua atau tetangga2 saya yang secara rutin memanggil tukang pijat langganannya. Pijat buat saya hanya sebatas iseng alias kalau badan lagi pegal2 itupun tidak setiap pegal2 saya memanggil tukang pijat. Biasanya ketika ke rumah ibu mertua dan ada tukang pijat langganannya, saya ditawarin untuk dipijat juga. Atau kalau lagi habis denger cerita dari tetangga yang habis dipijat oleh tukang pijat langganannya, sayapun ingin dipijat juga. Tetangga2 saya punya langganan tukang pijat dari kampung tetangga. Bisa dikatakan tukang pijat ini langganan satu kompleks. Sayapun beberapa kali dipijat olehnya. Itupun tidak selalu saya yang memanggil, kadang2 si tukang pijat datang sendiri dan menawarkan diri. Mungkin tips saya gede kali ya makanya si tukang pijat demen ke rumah saya...hahaha. Lha khan tidak enak mau ditolak. Selama dipijat biasanya si tukang pijat ini suka bercerita. Cerita gossip dari A sampai Z lengkap diceritakan sel
Read more

Gado-gado

Image
Ah...saya lagi tidak kangen gado-gado kok. Hanya mewakilkan keanekaragaman postingan saya saja... Sudah lama saya tidak ngeblog dalam arti kata menghasilkan tulisan diblog saya sendiri. Sepertinya lebih dari 3 bulan ini saya jadi penikmat tulisan blognya si anu, si itu dan si si yang lainnya. Nikmat? Oh, tentu saja... Sampai akhirnya... Ketika saya sempatkan diri untuk main kerumah teman yang juga blogger . Sudah lama ingin main kerumahnya, hanya karena banyaknya buku2 yang harus dibaca, membuat saya jadi penghuni setia perpustakaan kampus. Si Mas...aneh nggak sih manggil si Mas yang orang Manado asli dengan panggilan orang Jawa...menurut saya dan istrinya si Mas tidak anehlah... lha wong , istrinya orang Solo asli, jadi wajar tho ...hehehe. Dia menanyakan kenapa sudah lama saya tidak pernah posting lagi...dan sepertinya saya sudah hafal diluar kepala saya jawaban kenapa saya tidak pernah posting saking banyaknya teman yang menanyakan hal yang sama. Sibuk? Sudah pasti. Lantas terce
Read more

Kebiasaan baru

Abi punya kebiasaan baru. Membuat muffin . Padahal kalau sedang diskusi tentang resep masakan, tidak hanya muffin yang jadi topiknya. Tapi ujung2nya yang dibuat adalah muffin. Dan anak2 sayapun berkomentar. "Muffin lagi...muffin lagi" atau... "Abi kenapa sih buat muffin lagi...kita sampai capek nih buat ngabisinnya" Tapi itu tidak menyurutkan semangat si Abi untuk tetap buat muffin "Oooh...muffin" Selain abi, saya punya kebiasaan baru juga. Mengkonsumsi folic acid setiap pagi. Literatur saya jadi tambah banyak dengan buku2 atau majalah yang terakhir saya baca 4 tahun yang lalu. Kemudian membuat janji dengan midwive setiap bulannya. "Sebenarnya saya tidak punya rencana...tapi Allah sudah berencana rupanya" dan kalau sudah begitu...nikmati saja ;)
Read more