Posts

Showing posts from July, 2004

Sedikit Cerita di Ubud

  Karena belum sempat upload foto (maksudnya belon sempat belajar...hehehe), jadi cerita waktu di Bali yaa cerita tentang acara jalan2 saya sedikit dulu (ngirit...hihihi). Well, sampai di Bali langsung ke Ubud dan ketemu my bestfriends, Jan dan Sonja. Trus mereka ngajak lunch di Cafe Wayan . Nyobain gado-gado karena yang lain nggak berani coba...hehehe. Desert nya pengen coba Death by Chocolate Cake tapi sayang sudah habis karena saking terkenal dan favoritnya. Jalan2 di seputaran Jalan Monkey Forest...si Abi nunjuk, tuh Komaneka Resort  yang sering saya pelototin foto2nya di majalah dan buku2 tropical architecture. Wah, memang ciamik! Trus, nemenin Sonja beli sarung batik. Waduh, saya ajah jarang pake batik. Ntar belinya di Sukawati aja deh pas balik dari Ubud, karena kalo beli di Ubud si Abi yang bakal melotot lihat harganya...hehehe. Hari keduanya lagi2 si Jan dan Sonja ngajak ke resto favorit mereka. Kali ini ke Casa Luna . Yang asyik mereka punya program cooking clas

Jalan-jalan

  Karena mau jalan-jalan...jadi nggak nge-blog dulu...   Sampai Jumpa... Salaam... Nauq twe dhe da paw... Jaa, mata ashita aimashou... Ate mais tarde... Hasta pronto... Sawatdi... Auf wiedersehen...  

Loper koran

  Ketika Azka sedang nonton TV tadi pagi, saya ikutan nimbrung. Rupanya dia lagi nonton acara di Metro TV . Ada acara tentang teknologi sepeda. Ada harus dia menyimak baik2, dia khan senang naik sepeda. Ketika digambarkan seorang loper koran yang naik sepeda dan melemparkan koran ke halaman sebuah rumah, si Azka kaget... Azka : "Bu...tukang korannya dame (bahasa Jepang yang artinya tidak baik) ya" Saya : "Lho...emangnya kenapa?" (sambil bertanya-tanya, perasaan tidak ada yang salah  deh dengan si loper koran itu) Azka : "Masa' dia buang koran sembarangan sih" Saya : "Ha...ha...ha" sambil menjelaskan bahwa kalau diluar negeri, cara mengantarkan koran memang seperti itu...

Lihat kebunku...

Lihat kebunku, penuh dengan bunga, Ada yang putih dan ada yang merah , Setiap hari kusiram semuanya, Mawar, melati, semuanya indah...   Itu gambaran kebun di halaman rumah siapapun saja Tapi saya juga punya kebun lain...   Di kebun saya yang satu ini, tidak ada bunga (lho?!)...karena yang ada hanya karang, Tidak ada yang putih dan merah...karena kalau putih berarti karang mati dan kalau merah berarti ajaib...hehehe, Tidak perlu disiram lagi...karena sudah didalam air (dilaut maksudnya), Indah...tentu saja.   Menanam karang atau transplantasi karang dilakukan untuk berbagai tujuan. Biasanya untuk diletakkan pada daerah2 terumbu karang yang telah rusak dengan tujuan untuk memperbaiki ekosistemnya dan sekarang banyak dilakukan juga untuk kebutuhan ekspor (untuk akuarium). Hal ini dilakukan karena kalau terus-menerus mengambil karang dari alam, yaa bisa gundul juga kaya' hutan. Dampaknya juga sama, habitat yang ada di terumbu karang bisa terancam.   Menanam karang tidak sesulit ya

My bestfriend

Pertemuan tidak sengaja dalam penerbangan Los Angeles-Denpasar tahun 1993 adalah awal persahabatan kami. Ketika itu saya sedang membaca majalah Skin Diver dan tiba2 seorang wanita menyapa "You are reading diver's magazine. Are you a diver?". Sambil tersenyum saya menjawab pendek "Yup!". Sepertinya dia sangat surprise sambil berkata "Well, I am a diver, too". Kali ini saya yang jadi ikut2an surprise karena ketemu seorang diver yang usianya diatas usia ibu saya. Kemudian dia minta ijin apakah dia boleh duduk disamping saya karena kebetulan seat sebelah saya kosong. Namanya Sonja VanBuuren, dari namanya sudah ketahuan khan kalau dia orang Belanda. Kedatangannya ke Indonesia bersama suaminya, Jan, selain ingin diving , Jan dan Sonja ingin nostalgia ke Malang. Jan sendiri kelahiran Jakarta. Orangtua mereka adalah orang2 Belanda sipil yang mengerjakan proyek2 pembanguan di beberapa daerah di Indonesia. Setelah saling tukar informasi kami berpisah

Tidak Sholat

Saya : "Kakak...ayo sholat Ashar dulu, sudah jam 4 nih" Kakak : "Kok nggak jama'ah sih bu?" Saya : "Khan ibu lagi nggak sholat" Kakak : "Ooo...ibu lagi mens ya" Saya : "Hmm..." (kemudian saya cuma lihat si Kakak sholat sendiri) Saya : "Lho...Azka kok nggak ikutan sholat sama Kakak?" Azka : "Azka khan juga lagi nggak sholat bu" Saya : "Kenapa?" Azka : "Khan Azka lagi mens kaya' ibu" Saya : "Huaaa..." (antara geli campur bingung)

Susunan Kabinet ala Selebritis

Kalau Maknyak pernah posting Susunan Kabinet ala Blogger, ini saya dikirimin temen Susunan Kabinet ala Selebritis...semoga bermanfaat (iya maksudnya bermanfaat melenturkan syaraf muka yang tegang, gitu...hehehe) Kabinet Selebritis 2004 Kabinet Selebriti Bayangkan negeri ini diperintah oleh para selebriti. Pasti semua rakyat terhibur setiap hari, dan bahkan mungkin Indonesia akan jauh lebih baik daripada dipimpin politisi busuk. Presiden Arief Suditomo (punya jiwa kepemimpinan dan elegan meski kadang-kadang suka grogi sendiri kalau ketemu jaksa agung) Wakil Presiden Sandrina Malakiano (pembawaan dan tutur bahasanya kalem, punya jiwa keibuan, dan bisa meneduhkan hati rakyat) Menko Polkam Andi Malarangeng (gerak kumisnya mampu membuat ibu-ibu histeris) Menko Ekonomi Log Zhelebour (menangani grup Jamrud saja sukses, serta piawai menggelar konser rock keliling kota, apalagi cuma mengurus ekonomi) Menko Kesra Nurul Arifin (lewat aktivitasnya dalam persoala

Mancala

Sepertinya kata mancala asing kedengarannya ya. Tapi kalau congklak atau dakon, hayooo siapa yang tidak pernah dengar. Mancala artinya sama dengan congklak atau dakon. Mancala sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya " to lose" atau kalah, maksudnya. Menurut histori, permainan mancala ini berasal dari Mesir. Termasuk dalam permainan yang tertua didunia. Dibawa ke Indonesia oleh pedagang Arab. Permainan ini merupakan permainan menghitung dan strategi. Waktu Azka ulang tahun kemarin, saya beliin dia mancala yang papannya dari bahan plastik warna-warni dan bisa dibongkar-pasang. Jadi praktis dibawa kemana-mana. Dari permainan ini, Azka bisa belajar tentang warna dan berhitung. Biasanya anak perempuan senang main mancala ...siapa bilang. Si Abang juga demen dengan permainan ini. Apalagi kalau sudah ngincer buat nembak lubang lawan yang penuh dengan biji...wuih, semangat '45 deh. Namanya juga anak2, biasanya khan tidak betah alias bosen dengan suatu main

Penpal

Pertama kali saya punya penpal alias sahabat pena ketika kelas 6 SD. Kebetulan saya ditawarin kakaknya teman. Saya sih nggak nolak, asyik juga punya teman baru. Karena dia orang Jerman, jadi bahasa pengantarnya bahasa Inggris. Wah, sekalian belajar bahasa Inggris trus bisa nambah koleksi perangko saya khan. Karena tahu manfaat punya sahabat pena, akhirnya saya mulai senang mencari sahabat pena. Tapi saya rada memilih, maunya orang asing...yaa maksudnya biar bahasa Inggris saya makin bagus gitu...hehehe. Kemudian saya jadi member suatu organisasi korespondensi di Finlandia, waduh tapi saya lupa namanya, yang menawarkan sahabat pena sesuai kriteria. Jadi bisa memilih mau dari negara mana, jenis kelaminnya apa, kisaran umur berapa, kegemarannya apa...dsb. Lucunya, niatnya punya sahabat pena khan biar bahasa Inggris saya makin jago, tapi yang saya pilih sahabat pena yang bahasa Inggris bukan official languagenya , kaya' Jerman, Belgia, Jepang dan Mesir. Sayapun dapat sahabat pena

Ranking berapa?

Suasana yang sama selalu saya temui ketika mengambil raport si kakak. Entah itu semesteran ataupun pas kenaikan kelas. Biasanya orangtua, kebanyakan ibu2, pada ngumpul didepan kelas anaknya masing2. Yang diobrolin ibu2 tadi yaa seputaran ranking anak2 mereka. Ada yang mengeluh karena ranking anaknya turun karena dia malas belajar, ada yang harap2 cemas apakah ranking anaknya turun apa naik, ada yang biasa2 saja seperti saya...hehehe. Setelah anak2 dibagikan buku raportnya dan keluar kelas, ada saja tingkah laku para ibu2 tadi. Ada yang langsung mengambil buku anaknya, membuka buku raport dan cemberutlah si ibu karena ranking anaknya turun. Ada yang langsung pamer ke teman2nya karena ranking si anak bagus. Ada pula yang setelah buka buku raport si anak langsung dimasukkan ke tas si ibu...ketahuan deh bu, pasti ranking anaknya juelek yaa...hihihi. Kalau saya, menyambut kakak dengan senyuman yang paling manis dan langsung bertanya tentang nilainya dan bukan rankingnya. Si kakak menyodo

Azka

Azka hari ini genap 4 tahun. Selamat ulang tahun ya sayang... Semoga jadi anak yang shaleha , sayang sama kakak, abang dan adik, jadi anak yang pintar dan semoga selalu dalam lindungan Allah SWT Hamil Azka Waktu hamil Azka, si Abi kasih saran kenapa tidak periksa di bidan saja. Bidan? Terus terang saya tidak pe-de kalau periksa di bidan karena sewaktu hamil kakak dan abangnya selalu periksa di dokter spesialis. Toh Abi bilang buat apa, selama tidak ada masalah kenapa harus ke spesialis. Saya perlu betul2 meyakinkan diri untuk mau periksa ke bidan. Setelah rasanya ikhlas dengan keputusan untuk mau periksa kebidan, akhirnya setiap bulan saya periksa di bidan yang kebetulan masih keluarga dengan iparnya si Abi. Mungkin karena do'a, serta rasa ikhlas dan pasrah dengan Allah, perkiraan tanggal kelahiran Azka pas, proses melahirkannya cepat tidak seperti kakak dan abangnya yang lewat dari tanggal perkiraan lahir dan saya harus di- drip . Si Jam Weker Tahajjud Dari bayi hingga

Like Father Like Son

Sifat anak-anak biasanya memang diturunkan dari orangtuanya. Entah itu sifat secara fisik maupun sifat yang berupa tingkah-laku atau sifat-sifat bawaan orangtua ataupun sifat2 yang berupa kegemaran orangtua. Begitu juga dengan anak-anak saya. Secara fisik contohnya... Si Kakak dan Azka punya rambut lurus kaya' Abinya sedangkan Si Abang dan Miska rambutnya ikal kaya' saya. Sifat seperti tingkah laku contohnya... Si Kakak kalau marah suka diam, persis kaya' ibunya...hehehe. Si Abang sangat ramah orang2 yang baru dikenal mirip Abinya Si Azka senyumnya mahal...waduh, ini kaya' saya lagi Si Miska kebalikannya... full senyum dan mudah sekali akrab dengan orang...lagi2 ini kaya' Abinya. Kalau sifat2 yang berupa kegemaran orangtua kaya'nya... Semua suka maen di air...entah itu berenang atau canoeing , yaa persis kaya' orangtuanya Semua suka jalan2...mau jarak dekat atau jauh, yaa kaya' orangtuanya juga Suatu hari... Si Azka tidak mau membe

Dokter Gigi

Terus terang saya paling anti pergi ke dokter gigi dari kecil. Mungkin anti karena saya punya pengalaman yang tidak enak dengan dokter gigi. Namanya juga masih anak kecil, kalo nggak sesuai selera langsung jadi bisa jadi anti alias tidak suka alias benci. Begitu juga dengan dokter gigi yang mengurus gigi saya waktu kecil. Dokter perempuan tapi waduuuh...cerewet banget. Semua dikomentarin deh. Untung ketemu si dokter cuma sekali karena orangtua saya keburu pindah tugas ke Kalimantan Timur. Wah ternyata walaupun sudah pindah jauh2 dari Sumatera Selatan, ketemu dokter gigi yang sama sifatnya...nyebelin nggak! (namanya juga masih anak2...hehehe). Tapi untung, si dokter gigi yang menyebalkan diganti dengan dokter gigi lain. Si dokter gigi cukup baik, ramah terus dia menangani dengan baik tapi si assistant nya yang suka jadi cerewet (mungkin dia ketularan si dokter gigi yang lama kali yaa...hehehe). Ketika kuliah di Ambon, saya tidak punya masalah dengan dokter gigi. Dokter giginya bai